Taufiqurrahman: Pengolahan Sampah Dapat Bernilai Ekonomis

BIMA, Kabaroposisi, Id– Banyaknya aktivitas manusia di daerah perkotaan berdampak pada masalah persampahan, sehingga memberikan tekanan yang besar terhadap lingkungan. Hal ini terjadi akibat sampah tidak terangkut dan terakumulasi di tempat terbuka dan badan air.

Pengelolaan sampah di TPA yang kurang baik menambah pencemaran lingkungan. Why? karena sampah yang dibuang di TPA 60-70% adalah materi organik yang mudah terurai dan akan terdekomposisi dengan adanya air hujan, sehingga terbentuk leachate yang akan mencemari sumberdaya air. Sampah di TPA juga akan menghasilkan lindi yang mengandung BOD (Biological Oxygen Demand) mencapai ribuan bahkan puluhan ribu ppm. Dalam lindi ini mengandung bibit penyakit patogen.

Penanganan sampah sekarang ini masih menggunakan paradigma lama, yaitu pengangkutan dan pembuangan akhir dengan sistem sanitary landfill. Sistem ini memerlukan biaya yang tinggi untuk investasi, konstruksi, operasional maupun pemeliharaan.

Pemerintah sudah saatnya memikirkan pengolahan sampah yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis. Pengolahan ini dilakukan secara terpadu dengan meminimasi sampah dan maksimasi kegiatan daur ulang dan pengomposan. Melalui konsep ini, pengolahan sampah tidak lagi merupakan satu rangkaian yang hanya berakhir di TPA (oneway street ), tetapi lebih merupakan satu siklus yang sejalan dengan konsep ekologi.

Pengolahan sampah bernilai ekonomis dapat dilakukan dengan merubah sampah menjadi prodak yang bermanfaat. Sampah organik bisa dijadikan pupuk atau pakan maggot, sedangkan sampah anorganik bisa diolah menjadi kerajinan tangan, bahan bangunan maupun bahan bakar alternatif. Sebagai contoh sampah plastik dapat diolah menjadi BBM (Bahan Bakar Minyak) melalui proses pirolisis, dengan pemanasan plastik pada suhu tinggi tanpa oksigen.

Semoga kedepan, dengan pengolahan sampah seperti ini dapat mengurangi masalah persampahan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat dan mendorong ekonomi sirkular, sehingga masyarakat lebih sejahtera.(RED)

Exit mobile version